Oleh M. Aqilsyah (Divisi Kaderisasi YI-LEAD)
Tidak heran jika para pengamat di awal kemerdekaan mengatakan kalau Indonesia kelak berkemungkinan menjadi tampuk kepemimpinan dunia di masa yang akan datang. Indonesia telah mempertontonkan kepada dunia sesuatu yang selama ini tidak pernah mereka lihat. Sebuah bangsa yang tadinya bukan apa-apa dan tidak pernah diperhitungkan kuasanya, mampu membebaskan diri dari penjajahan setelah 3,5 abad lamanya, membebaskan diri dari belenggu penjajah.
Pertanyaannya adalah apalah yang membuat kita merdeka dari belenggu mereka? Apakah karena kita lebih kuat? Tidak saudara! Kita jauh tertinggal dari mereka. Bahkan sampai hari ini pun kita belum mampu melampaui mereka.
Lantas, kekuatan macam apa yang telah membuat kita dengan dagu tegak terangkat mengusir mereka dari tanah kita?
Militer kita tidak sekuat mereka. Uang kita tak sebanyak mereka. Otak kita belum sepandai mereka. Rumah kita belum sebesar mereka. Selain banyak kemenangan yang pernah kita dapatkan, tapi sering pula kita menelan kekalahan dalam peperangan. Itupun masih belum merubah kondisi rakyat kita yang tetap saja susah. Justru akibat perang, ekonomi kian melemah.
Berapa kali kita kalah kuat di medan laga? Berapa kali kita dibodohi dalam berdiplomasi? Bagaimana mungkin kita bisa kuat ratusan tahun lamanya?
Anda bayangkan, jika kita, anak kita, keluarga kita, di posisi tersebut. Hari ini kita tidak tahu mau makan apa, tetapi bekerja untuk mereka pun kita tak bisa menjamin sesuap nasi yang masuk ke perut kita.
Kekuatan macam apa ini yang mampu membuat kita bertahan. Bahkan ancaman kemiskinan dan kelaparan pun tidak merubah sedikit pun pendirian para pendahulu kita. Ya, ratusan tahun lamanya.
Ya, itulah kekuatan jiwa.
Kekuatan jiwa lah yang kita punya. Kekuatan jiwaa lah kekuatan terbesar para pejuang kita. Kekuatan itu tak pernah tergadaikan oleh pemiliknya. Kekuatan jiwa yang memperjuangkan kebenaran. Kekuatan jiwa yang ingin menghentikan kezaliman. Kekuatan jiwa yang ingin mewujudkan keadilan.
Anda bayangkan 350 tahun. Bukanlah waktu yang sebentar. Tentu itu sebanding dengan derajat yang kita terima sebagai anak bangsa.
Sadarilah saudara-saudara. Kekuatan itulah yang dengan izin Allah membuat kita dapat tidur dirumah-rumah kita hari ini dengan damai. Ya, kekuatan itu.
Maka, pada saat ini janganlah kita biarkan kekuatan terbesar kita itu hilang. Kita ini punya potensi yang besar. Amat sangat besar potensi kita. Jangan biarkan kita justru hanyut dalam permainan mereka. Sadari betul-betul bahwa hari ini kekuatan itu hilang entah kemana dari diri kita.
Selanjutnya, kita lah yang akan mengatur dunia. Bendera negara kita lah yang akan menjadi tempat bernaung orang yang tertindas. Tempat berteduh fakir miskin.
Percayalah , selama kekuatan jiwa itu ada di hati kita, yakinlah masa gemilang itu akan segera datang.
Turki, 22 Desember 2020