*Bahaya Buzzer, Merusak Persatuan dan Mengancam Kebhinekaan Bangsa*
Oleh : Jemmy Ibnu Suardi
Sekjen Young Islamic Leaders
Ucapan jahat dan rasis dari beberapa ‘buzzer’ kepada mantan komisioner Komnas HAM, yang juga adalah tokoh Papua, Natalius Pigai, sungguh berbahaya, berpotensi memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengancam kebhinekaan yang selama ini telah dirajut oleh para tokoh bangsa, terutama para founding fathers Republik ini.
Abu Janda, nama dari sebuah akun di media sosial, seorang buzzer berpengaruh, telah merusak tatanan nilai kebangsaan Republik Indonesia, sudah sepantasnya diproses secara hukum. Hal ini akan mengangkat marwah aparat penegak hukum, bahwa setiap orang di Republik ini memiliki posisi yang sama dihadapan hukum, tidak ada yang kebal hukum, dan tidak tebang pilih. Proses hukum ini penting, untuk menaikkan kembali kepercayaan publik.
Memang sejauh ini, laporan-laporan yang ditujukan kepada akun buzzer, seperti Abu Janda ini, selalu mentah dan lama sekali prosesnya. Bahkan tanpa tedeng aling-aling, buzzer yang memposisikan diri suka menyerang agama tertentu ini, percaya diri bahwa dirinya akan bebas dari proses hukum, seperti yang sudah-sudah.
Ditangkapnya Ambroncius Nababan atas ujaran rasis yang ditujukan kepada tokoh Papua Natalius Pigai, menjadikan publik optimis, bahwa setiap orang yang mengancam kebhinekaan akan di proses secara hukum.
Sebenarnya tidak hanya Abu Janda yang meresahkan dan mengancam kebhinekaan, ada lagi beberapa buzzer yang kerap melontarkan dan membuat konten di media sosial, yang isinya meresahkan mayoritas rakyat Indonesia.
Sebut saja katakanlah Deni Siregar, Ade Armando, Eko Kuntadi dan buzzer-buzzer sejenis yang secara massif mengeluarkan hujatan kepada mayoritas rakyat Indonesia, mereka memposisikan diri sebagai orang yang ‘sok’ kritis dan sok paling benar. Menegasikan kebenaran-kebenaran sosiologis mayoritas anak bangsa, dengan menarasikan hal-hal yang destruktif.
Apalagi para buzzer seperti Abu Janda kerap berlindung dan mencari keselamatan diri untuk melegitimasi kelakuannya, kepada ormas Islam tertentu yang berwibawa. Ulahnya ini malah menjadi kontraproduktif, dan bisa mencoreng nama baik dan kewibawaan ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Bangsa ini sudah banyak dirundung oleh masalah, dari mulai bencana alam sampai hutang, dari mulai korupsi sampai polarisasi, akan semakin gaduh dan njelimet dengan hadirnya buzzer-buzzer yang ‘unfaedah’ ini. Semoga Bapak Kapolri yang baru, bisa menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya sebagai bapak yang mengayomi segenap rakyat Indonesia, dengan memproses hukum si Abu Janda ini.