بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ
(Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi.”
Penjelasan:
📌 Doa dari Nabi Nuh ini agar kita tidak menyesal dalam doa-doa kita. Di ayat sebelumnya Nabi Nuh memohon kebaikan untuk anaknya dan dia belum tahu hakikat doanya.
📌 Kalau mau jujur, semua sumber kesedihan adalah karena doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah terlalu menuntut sesuai keinginan kita.
📌 Rumusnya adalah, mintalah kepada Allah apa yang Allah sukai. Kenyataannya, kebanyakan kita meminta kepada Allah hanya apa yang kita sukai.
📌 Pernahkah kita menyadari, ada banyak permintaan kepada Allah yang kita tidak tahu hakikatnya? Sama halnya seorang ibu tidak akan mengabulkan permintaan anaknya membeli es jika dia sedang pilek. Ibu tahu kebaikan di balik tidak dikabulkannya permintaan anaknya, sedangkan anaknya tidak tahu hakikat permintaannya.
Tadabbur doanya:
▶️ Rabbi innī a‘ūżu bika, Permohinan dari si lemah kepada Yang maha Perkasa. Kita datang kepada Allah dengan kerendahan dan kehinaan diri, karena hanya Dia-lah yang Maha Kuat dan Maha kuat.
▶️ An as’alaka mā laisa lī bihī ‘ilm, atas pemintaanku yang aku tidak tahu hakikat (ilmu) atas apa yang kita minta.
▶️ Jangan memohon berdasarkan keingiann kita tanpa memedulikan apakah yang kita minta ini disukai atau tidak oleh Allah.
▶️ Jangan sampai memaksa kehendak kita di hadapan Allah.
▶️ Seperti Nabi Nuh yang meyadari setelah perjalanan panjang dan bencana yang menimpanya, mungkin juga akibat doa yang tidak diketahui hakikatnya.
▶️ Di ayat sebelumnya Nabi Nuh memohon agar anaknya diselamatkan atas dasar karena dia mencintai anaknya, Nuh tidak melihat bagaimana amal si anak. Karena sudah durhaka kepada Nabi Nuh, maka bagi Allah anaknya itu bukan lagi termasuk bagian keluarganya. Memang Nuh pernah memohon agar Allah melindungi anak-anaknya, dikiranya Allah menyelamatkan semua anaknya, padahal Allah hanya menyelematkan anaknya yang beriman saja.
Allah tidak mengabulkan permintaan Nuh, itu karena Allah sedang menyelamatkannya dan tidak membiarkannya bodoh.
▶️ Di sini bisa kita ambil hikmah bagaimana orangtua membela anaknya. Padahal banyak kasus karena cinta kepada anaknya terjadilah petaka dalam keluarganya.
▶️ Sebaik-baik doa dalah doa yang diinformasikan Allah dalam Al-Qur’an, sebaik-baik doa adalah doa yang Allah ajarkan kepada para nabi dan rasul seperti doa di surah Hud ayat 47 ini.
▶️ Sayangnya, kenapa kita banyak menghapal dan mengamalkan doa-doa buatan manusia, seperti doa tahun baru dan doa akhir tahun. Kenapa kita justru melupakan doa yang diajarkan dari Al-Qur’an? Begitu banyak doa dalam Al-Qur’an yang ada di dalam Al-Qur’anul kariim.
▶️ Memohon kepada Allah jangan sampai doa kita “menyakitkan” Allah, karena kita telah menyekutukan Allah di dalam doa kita. Jangan sampai yang kita minta adalah sesuatu yang kita cintai melebihi cinta kepada Allah, seperti Nabi Nuh yang karena sayangnya kepada anaknya, dia memohon kepada Allah agar menyelamatkan anaknya yang telah durhaka kepadanya.
▶️ Pentingnya dalam berdoa adalah meminta ampun dan meminta rahmat kepada Allah. Dari semua dan banyak doa, yang paling Allah suka adalah permintaan maghfirah dan rahmat.
📝 Srisehry —
Dikutip dari:
Kuliah Semangat Pagi (KSP) 26 Juli 2023
Tema: Tazkiyatun Doa
Pengajar: KH. Bachtiar Nasir
Kontributor: Srisehry